Technology vs Originality

Pernah nggak melihat beberapa poster film di Indonesia yang mirip dengan poster film di luar negeri? Atau pernah kamu mendengar lagu-lagu Indonesia yang mirip banget dengan lagu-lagu luar negeri?

Teknologi memang menjadi tantangan yang besar bagi pekerja seni di Indonesia. Dulu pekerja seni harus mencari referensi dari buku-buku keluaran luar negeri yang sulit untuk didapat. Tapi sekarang semuanya berubah, hanya dengan mengandalkan koneksi internet dari modem saja, semua informasi yang dibutuhkan mudah didapat.

Semua bisa dicari dan dihubung-hubungkan. Masih ingat kan diawal kemunculannya SM*SH dianggap menjiplak boyband Korea. Tapi apakah SM*SH menjadi plagiat?

Yang disebut PLAGIAT adalah penjiplakan atau pengambilan karangan, pendapat, dan sebagainya dari orang lain dan menjadikannya seolah karangan dan pendapat sendiri. Nah, ada nggak dari karya-karya SM*SH yang seperti itu?

Mungkin SM*SH terinspirasi dari boyband Korea, tapi bukan berarti SM*SH menjiplak boyband Korea kan? Tidak ada hal yang benar-benar baru di dunia ini. Mungkin somewhere out there ada orang yang juga punya pikiran atau ide yang sama dengan kita bukan?

Yang perlu kamu ingat tidak semua hal yang mirip itu artinya menjiplak (plagiat). Bisa jadi loh mereka yang menghasilkan karya sama sekali tidak pernah melihat karya-karya yang dianggap mirip itu. Atau bahkan mereka yang jadi korban karena karya mereka yang dijiplak orang luar?

Jadi, pada intinya mari kembangkan kreatifitas dengan bijaksana. Inspirasi atau referensi boleh dari mana saja dan siapa saja, tapi kamu yang memutuskan inspirasi itu akan diolah menjadi karya seperti apa.

Keep creative!